k' ayenk : Suatu saat saya pernah menghadiri diskusi, yang diadakan oleh teman2 pergerakan. temanya adalah seperti yang saya angkat jadi judul di atas... menarik memang, bahkan waktu 2 jam tak cukup menyelesikan perdebatan diatara teman2 yang hadir di dlam forum.
Saat itu ada dua 'kubu' yang bersikukuh dengan argumentasinya masing-masing...
1. Kubu yang menyatakan bila ikhlas sebenarnya lahir dari keterpaksaan...
2. Kubu yang kedua sebaliknya, rasa ikhlas lahir dari nurani "tanpa paksaan!"
Ada juga kubu ketiga yang coba mengambil jalan tengah, dengan menganggap ikhlas lahir dari nurani juga bisa dari keterpaksaan...., namun ini tidak dijadikan basic pemikiran, karena teman2 menganggap ini tak menunjukan konsistensi dari makna Ikhlas sesungguhnya... lebih terhadap 'pelarian' makna, bagi orang2 yang malas untuk berfikir.... bagaimana? ada yang tertarik untuk menympaikan argumentasi....?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
assalamu'alaikum, ka ayenk. .
BalasHapusmakasi bgt, motivasi kaka bikin aku semangat..
aq bkal coba ikutin saran kaka..
ak bakal coba selesaiin karya-karya ak yang setengah matang itu..(hehe..emangnye telor??)
oya, ak pengen ikut komen tntang tema diskusi kaka "ikhlas bisakah lahir dari keterpaksaan??"
menurut ak, arti ikhlas itu sendiri adalah menerima segala sesuatu tanpa ada lagi perasaan tidak terima atau terpaksa, dan ikhlas itu(katanya) murni dari nurani, tapi apakah ada orang yang bisa ikhlas dengan gampang?
menurut pengalaman pribadi ak, ak merasa ikhlas karna sebuah keterpaksaan. keadaan memaksaku untuk ikhlas, menerima apa yang tidak menjadi milikku, dan apa yang telah menjadi jalanku.
jadi semua itu kembali lagi ke masing-masing orang yang menjalani, bagaimana ia menyikapi masalah yang dihadapi dan rasa ikhlas itu sendiri.
yang penting jangan smpe salh jalan..ya kak (^^,)
wassalm
Waalaikum slm Bfy
BalasHapusGood luck... semangat ya moga karyanya cepet bisa dibaca banyak orang, amin...!
"Ikhlas..."
Kk, suka komentarnya tentang ikhlas....
anyway... tapi apa memang keikhlasan itu slalu datang dari keterpaksaan, spt kata Bfy :
"menurut pengalaman pribadi ak, ak merasa ikhlas karna sebuah keterpaksaan. keadaan memaksaku untuk ikhlas, menerima apa yang tidak menjadi milikku, dan apa yang telah menjadi jalanku..."
Gimana dengan contoh sederhana (walau agak keluar dari tema), Misal MAkan?!
- Adakah slama ini kita 'terpaksa' untuk makan?!, bukan kah selam ini kita makan karena kita 'ikhlas' ingin menghilangkan rasa lapar?!
So.... ikhlas disini malah muncul bukan karena terpaksa? begitukah?
ASSALAMMUALAIKUM...
BalasHapussaya teman dari seberang, saya adalah antara pembaca novel saudara, cerita nya bagus sekali, sekadar untuk berkongsi pendapat berkenaan ikhlas, saya suka pada hujah-hujah saudara, dan
sesungguhnya apabila kita mengenal diri kita yang hanya bersifat meminjam, maka akan datanglah 'ikhlas' pada dalam diri yang akan mematikan perkataan 'keterpaksaan' teruskan perjuangan saudara,saya doakan agar kita sentiasa dibimbing dan diberi hidayah.